Kamis, 19 Maret 2015

MAKALAH
BELAJAR
Dosen Pengampu : Sri Muniroh, M. Ag


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/07/Logo_STAIN_Pekalongan.jpg/220px-Logo_STAIN_Pekalongan.jpg


Disusun oleh  :
Aris Priyanto               (2032113006)

Prodi               :  S1 Akhlak Tasawuf



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014

 KATA PENGANTAR

            Segala Puja dan Puji syukur Alhamdulillah semoga senantiasa kita panjatkan kehadirat AIlah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Napoleon dan Pemikirannya” yang sederhana ini telah selesai kami susun. Makalah ini kami buat berdasarkan hasil belajar kami dan referensi dari berbagai buku. Salah satu tujuan kami adalah agar yang membaca makalah kami  dapat mengerti dan memahami tentang Belajar secara detail dan jelas. Dan dengan tujuan yang demikian, kami harap laporan ini bermanfaat bagi semua orang yang membaca susunan makalah ini.
            Kekurangan dan kesalahan tentu akan terjadi dalam pembuatan laporan ini, maka tegur sapa dan koreksi dari para ahli sangat kami harapkan. Dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada  :
1.   Allah SWT, karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
2.   Kepada Dosen Sri Muniroh, M.Ag selaku dosen mata kuliah Pengantar Psikologi sekaligus pembimbing dalam membuat makalah ini.
3.   Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan do’a kepada kami.
4.   Dan kepada teman-teman juga yang telah memberikan dukungan moral dan koreksi bagi kami.
Dan kami juga memohon kepada Allah semoga buku ini bermanfaat dan menjadi salah satu amal yang diridhio-Nya. Amin.
























DAFTAR ISI


Kata Pengantar                       ...............................................................         i

Daftar isi                                 ...............................................................         ii

BAB I Pendahuluan               ...............................................................         1
1.1     Latar Belakang            ...............................................................         1
1.2     Rumusan Masalah       ...............................................................         1

BAB II Pembahasan               ...............................................................         2
     2.1 Definisi Belajar            ...............................................................         2
     2.2 Belajar Sebagai Suatu
Proses                          ...............................................................         4
                         
2.1  Belajar Sebagai Suatu
Sistem                           ...............................................................        5
2.4  Kehidupan Kolektif
 Manusia dan
Definisi Masyarakat    ...............................................................         6
                              

BAB III Penutup                    ...............................................................         9
3.1 Simpulan                      ...............................................................         9
3.2 Saran                            ...............................................................         9

Daftar Pustaka                                    ...............................................................         10

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seorang makhluk hidup, dalam hal ini manusia tidak akan lepas dari yang namanya Belajar. Belajar muncul karena adanya rasa tidak tahu terhadap sesuatu, sehingga dari rasa tidak tahu akan menjadi fakor pendorong untuk mengerti lebih jauh dengan cara belajar.
Melalui belajar, Manusia akan mengerti sesuatu yang belum diketahui, dan akan menambah wacana dan pemikiran baru. Belajar yang dilakukan manusia tentrunya membutuhkan proses yang harus diketahui oleh manusia.
Proses belajar tidak lepas dari yang namanya, sumber-sumber belajar, pengondisian klasik, pengondisian Innstrumental. Masih banyak lagi proses belajar yang harus diketahui dan dilalui manusia dalam proses belajar ini.
Selain itu, Manusia juga harus mengetahui bentuk-bentuk / cara belajar yang baik sesuai kemampuan dan keinginannya. Sebab belajar akan berhasil kalau seseorang dalam belajar merasakan nyaman, senang, dan mengikuti jalannya belajar. Semuanya itu tergantung individu manusia yang mengalami dan melaksanakannya.
Semoga pembahasan makalah ini bisa menambah wawasan dan pemikiran baru bagi kita. Selain itu, semoga makalah ini bisa membuat kita untuk semangat dalam belajar.
1.2  Rumusan Masalah
A.    Definisi Belajar
B.     Belajar Sebagai Suatu Proses
C.    Belajar Sebagai Suatu Sistem
D.    Sumber-sumber Belajar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Belajar
            Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku ( Change in behavior or performance ). Sehingga dengan belajar individu akan mengalami perubahan dalam perilakunya[1]. Belajar merupakan hal / peristiwa yang sangat penting bagi manusia. Sebab dengan belajar akan menyebabkan perubahan perilaku pada diri manusia.
            Perubahan-perubahan yang terjadi dapat dalam individu sangat banyak sekali, antara lain :
Ø  Perubahan dalam segi Kognetif, Efektif dan dalam segi Psikomotor
Ø  Perubahan perilaku Aktual, yaitu  yang nampak dan perubahan yang tidak nampak. Perubahan yang nampak merupakan perubahan yang bersifat potensi dan ada pada saat itu. Sedangkan perubahan yang tidak nampak merupakan perubahan yang tidak ada pada saat itu, akan tetapi bisa nampak pada kesempatan lain. Perubahan Aktual dan Potensial juga termasuk perubahan yang muncul melalui pengalaman atau penelitian.
Ø  Perubahan yang bersifat relatif dan permanen, yaitu perubahan yang akan bertahan dalam waktu yang cukup relatif lama. Akan tetapi perubahannya tidak akan menetap terus menerus. Sehingga pada suatu waktu akan berubah sesuai dengan akaibat yang muncul karena belajar.




Selain pengertian atau  definisi itu, belajar adalah menggunakan pengalaman-pengalaman untuk digunakan dimasa depan. Selanjutnya disimpulkan, bahwa semakin banyak pengalaman, seseorang akan semakin semangat untuk terus belajar. Pengalaman yang baru akan ditangani dengan pengalaman yang telah lewat. Akhirnya seseorang tersebut akan mampu memprogam semua pengalaman-pengalamannya[2].

Mempelajari apapun yang baru, pasti melibatkan perubahan. Sekali anda mengenal abjad, anda tidak akan dapat melupakannya. Sekali anda belajar mengendarai sebuah mobil, anda tidak perlu melalui proses belajar yang sama lagi di kemudian hari. Apakah anda pernah memutuskan untuk mencoba X-Games, mematahkan tulang ( cedera ) dalam prosesnya, namun pada suatu saat, anda belajar satu atau dua trik, berubah dari seorang pemula yang bersemangat, yang tidaknya dapat bertahan di atas papan skateboard. Perubahan melibatkan perilaku yang relatif menetap. Anda belajar mengenal abjad melalui pengalaman dengan kalimat. Melalui pengalaman, anda mengetahui bahwa anda harus belajar untuk mendapat nilai yang bagus dalam ujian, bahwa biasanya terdapat band pembuka dalam sebuah konser rock, dan bahwa gol dalam permainan sepakbola Amerika menambah 3 poin ke dalam skor. Dari contoh-contoh tersebut, bisa mendefiniskan bahwa pembelajaran ( learning ) merupakan perubahan perilaku yang relatif menetap yang muncul melalui pengalaman.[3]

2.2 Belajar Sebagai Suatu Proses
 Para ahli definisi mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses. Dimana prosesnya belajar itu tidak nampak, akan tetapi hasilnya belajar yang akan nampak.
Karena belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar akan ada masukan-masukan yang akan di proses dan dari proses tersebut akan menimbulkan adanya hasil. Hal tersebut apabila digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Masukan                      Proses                        Hasil
                      ( Input )                                                             ( Output )
Skema yang digambarkan memberikan sebuah gambaran bahwa belajar itu muncul individu karena latihan / pengalaman yang menyebabkan adnya perubahan perilaku.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan Intervining Variabel yang merupakan penghubung atau pengkait antara Independent Variabel dengan Dependent Variabel Hergenhahn.
Pendapat tersebut di gambarkan Olson dalam bentuk skema seperti di bawah ini :
Independent Variabel       Intervening Varibel        Dependent Variabel
Experience           Learnig           Behavioral Changes
Skema yang di gambarkan Olson mempunyai arti, bahwa proses belajar itu terdapat dalam individu. Sehingga hasil dari belajar yang berupa perubahan dalam perilaku sangat dipengaruhi oleh individu.[4]
Dalam diri individu, ada dua hal yang mendasari seseorang untuk dapat melakukan belajar yaitu :
ü  Hubungan-hubungan yang ada di antara kejadian-kejadian di lingkungan.
Dalam hal ini masalah kejadian, bagaimana kejadian yang satu dengan lainnya bisa saling berhubungan.
ü  Konsekuensi-konsekuensi apa sebagai dampak dari perilaku tesebut terhadap lingkungan.
Dalam hal ini masalah, bagaimana objek- objek  atau subyek-subyek dapat bereaksi terhadap perilaku.
            Kedua hal tersebut sangat berkaitan dalam proses belajar yang tidak akan pernah lepas dari proses pengendalian / pengondisian Klasik dan proses pengendalian / pengendalian instrumental. Pengondisian klasik ( classical conditioning ) adalah organisme belajar untuk menghubungkan  (mengasosisikan) dua rangsangan sebagai hasil dari asosiasi ini, organisme belajar untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Sebagai contoh, cahaya kilat diasosiasikan dengan suara gemuruh halilintar yang sering kali cahaya ini mendahuluinya. Jadi ketika kita meliat kilat, kita akan mengantipasi untuk mendengar bunyi gemuruh sesaat setelh melihat kilat.
            Sedangkan pengondisian instrumental ( operant conditioning ) adalh organisme belajar mengenai hubungan antara sebuah perilaku dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari asosiasi atau hubungan ini,  organisme belajar untuk menigkatkan perilaku yang diikuti dengan pemberian ganjaran dan mengurangi perilaku yang diikuti dengan  hukuman. Sebagai contoh, anak-anak cenderung akan mengulangi perilaku mereka yang baik jika orang tua mereka memberikan hadiah berupa permen setelah mereka menunjukkan sikap baik mereka[5].
            Dalam keterangan lain, proses pengendalian klasik adalah proses pengendalian yang muncul karena adanya pelatihan, pengamatan dan pengalaman dari masalah yang sudah terjadi sebelumnya. Sedangkan proses pengendalian instrumental adalah proses pengendalian yang di dasari oleh suatu perilaku tertentu yang dimanipulasi dengan mempertimbangkan konsekuensinya agar perilaku tesebut terbentuk dan bukan perilaku lain yang terbentuk. Contoh dari proses pengendalian ini salah satunya adalah seekor gajah dapat di ajari untuk berdiri dengan kaki belakangnya dengan cara menghadiahi perilaku yang dipertunjukannya[6].
2.3 Belajar Sebagai Suatu Sistem
          Banyak sekali faktor mempengaruhi dalam proses belajar, salah satu di antarnya adalah masukan. Sebuah masukan apabila di analisis lebih lanjut akan didapati beberapa jenis masukan, yaitu masukan mentah  ( Raw Input ), masukan instrumen ( Instrumental Input ), dan masukan lingkungan ( Enviromental Input ).
                       Semuanya itu menjadi intropeksi dalam proses belajar. Sehingga hasil akhir dari belajar sangat tergantung terhadap semua faktor-faktor itu.
Apabila salah satu faktor terganggu, maka proses belajar akan terganggu dan hasilnya juga akan terganggu pula. Dikarenakan masing-masing dari faktor itu saling mengikat satu sama lain, yang akhirnya belajar itu merupakan suatu sistem.

  Hal tersebut jika digambarkan dalam bentuk skema adalah sebagai berikut :
                              Masukan Instrumental
Masukan Mental              Proses                   Hasil
                                    Masukan Lingkungan
Masukan Mental adalah individu atau organisme yang akan belajar, dalam hal ini siswa, murid atau mahasiswa. Sedangkan masukan instrumental adalah masukan yang berkaitan dengan akal, alat atau instrumen yang digunakan dalam proses belajar, dalam hal ini rumah, gedung, kamar, dll. Selain itu, dalam masukan instrumental juga terdapat peraturan yang merupakan instrumen yang lunak, sedangkan rumah, gedung, dan kamar termasuk instrumen yang keras.
Masukan lingkungan adalah masukan yang berasal dari yang belajar. Masukan itu dapat berupa masukan lingkungan fisik maupun masukan lingkungan non fisik. Masukan lingkungan seperti tempat belajar yang gaduh dan ramai akan mengganggu jalannya proses belajar. Akan tetapi semuanya tergantung hasil akhirnya nanti. Karena dari hasil, seseoarang akan bisa diketahui bagaimana proses belajarnya dan masukan yang masuk dalam proses belajarnya[7].
2.4 Sumber Belajar
        Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan ( AECT ) sumber belajar adalah semua sumbur ( baik berupa data, orang atau    benda ), yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar bagi siswa. Sumber belajar mempunyai fungsi[8] :
·         Meningkatkan produktivitas pembelajaran.
·         Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih individu
·         Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
          Lebih memantapkan pembelajaran.
·         Memungkinkan belajar seketika sehingga memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung
·         Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis
         Fungsi-fungsi diatas sekaligus menggambarkan tentang tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
Secara garis besar sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
·         Sumber belajar yang dirancang yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah buku pelajaran , modul, progam audio, dan transparasi
·         Sumber belajar yang tidak khusus dirancng untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, dan sebagainya.
Secara terperinci sumber belajar dapat berbentuk :
Ø  Pesan, meliputi :
Informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
Ø  Orang, meliputi :
Guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, dan sebagainya.
Ø  Bahan, meliputi :
Buku, transparasi, film, slides, gambar, candi, arca, komik, dan sebagainya.
Ø  Alat / Perlengkapan, meliputi :
Perangkat keras, komputer, radio, TV, VCD / DVD, kamera, dan sebagainya.
Ø  Pendekatan / Metode / Teknik, meliputi :
Diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, dan sebagainya.
Ø  Lingkungan, meliputi :
Ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, museum, kantor, dan sebagainya.
         Dalam memilih sumber belajar harus memperhatiakan kriteria sebagai berikut :
1.      Ekonomi                 
    Tidak harus berpatok pada harga yang mahal
2.      Praktis
Tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
3.      Mudah
Dekat dan tersedia di lingkungan kita
4.      Fleksibel
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran
5.      Sesuai dengan tujuan
Mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa

BAB III
PENUTUP

3. 1 SIMPULAN
            Manusia adalah makhluk yang mempunyai perilaku yang merupakan ciri khas dan pembeda dari makhluk lainnya. Perilaku manusia muncul dari ketidaktahuan manusia akan sesuatu. Ketidaktahuan manusia membuatnya untuk belajar yang menjadi perantara dan proses untuk menghasilkan perilaku dan menyebabkan ia tahu semua sesuatu yang tidak ia ketahui sebelumnya.
            Dalam belajarnya manusia / individu menemukan beberapa hal yang akhirnya menjadi suatu sistem dan mengetahui sumber-sumber belajar yang menyebabkan belajarnya berhasil dan sukses.
3. 2 SARAN
Segala kekurangan tentunya terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada teman-teman koreksi dan sarannya terhadap makalah ini. Harapan kami semoga dengan adanya koreksi dan saran dari teman-teman, kedepannya makalah kami lebih baik dan lebih bermanfaat. Amin yaa Robbal ‘Aalamin.

















DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo,  1988, Pengantar Psikologi Umum,  Yogyakarta : CV. Andi OFFSET

Mar’at, wiyati, Samsunu dkk, 2006Perilaku Manusia   Bandung : Refika Aditama

King, Laura,  2010, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif,
   Jakarta :   Salemba Humanika

Prestasi, Tim,  2011, Pendamping Materi Bimbingan Konseling, Klaten :Tim Prestasi


















[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta : CV. Andi OFFSET, 1988 ),
Halaman  185.

[2] Samsunu wiyati Mar’at, dkk, Perilaku Manusia (  Bandung : Refika Adtama, 2006 )
 Halaman 17.
[3] Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (  Jakarta : Salemba
Humanika,  2010 ), Halaman 346.
[4] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta : CV. Andi OFFSET, 1988 ),
Halaman  186.
[5] Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (  Jakarta : Salemba
Humanika,  2010 ), Halaman 347-348.

[6] Samsunu wiyati Mar’at, dkk, Perilaku Manusia (  Bandung : Refika Aditama, 2006 )
 Halaman 19-20.


[7] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta : CV. Andi OFFSET, 1988 ),
Halaman  187-188.

[8] Tim Prestasi, Pendamping Materi Bimbingan Konseling ( Klaten : Tim Prestasi, 2011 ),
Halaman 14-15.