MAKALAH
BELAJAR
Dosen
Pengampu : Sri Muniroh, M. Ag

Disusun
oleh :
Aris Priyanto (2032113006)
Prodi
:
S1 Akhlak Tasawuf
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
Segala Puja dan Puji syukur Alhamdulillah semoga senantiasa kita panjatkan kehadirat AIlah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Napoleon dan Pemikirannya” yang sederhana ini telah selesai kami
susun. Makalah ini kami buat berdasarkan hasil belajar kami dan referensi dari berbagai buku. Salah satu tujuan kami adalah agar yang membaca
makalah kami dapat mengerti dan memahami
tentang Belajar secara detail dan jelas. Dan dengan tujuan yang demikian, kami harap
laporan ini bermanfaat bagi semua orang yang membaca susunan
makalah ini.
Kekurangan
dan kesalahan tentu akan terjadi dalam pembuatan laporan ini, maka tegur sapa dan koreksi dari para ahli sangat kami harapkan. Dan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah
SWT, karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu.
2. Kepada Dosen Sri Muniroh, M.Ag selaku
dosen mata kuliah Pengantar Psikologi sekaligus pembimbing dalam membuat makalah ini.
3. Kepada orang tua yang telah memberikan
dukungan moral dan do’a kepada kami.
4. Dan kepada teman-teman juga yang telah
memberikan dukungan moral dan koreksi
bagi kami.
Dan kami juga memohon kepada Allah semoga
buku ini bermanfaat dan menjadi salah satu amal yang
diridhio-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................... i
Daftar isi ............................................................... ii
BAB I Pendahuluan ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1
BAB II Pembahasan ............................................................... 2
2.1 Definisi Belajar ............................................................... 2
2.2 Belajar
Sebagai Suatu
Proses ............................................................... 4
2.1 Belajar Sebagai Suatu
Sistem ............................................................... 5
2.4 Kehidupan Kolektif
Manusia dan
Definisi Masyarakat ............................................................... 6
BAB III Penutup ............................................................... 9
3.1 Simpulan ............................................................... 9
3.2 Saran ............................................................... 9
Daftar Pustaka ............................................................... 10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang makhluk
hidup, dalam hal ini manusia tidak akan lepas dari yang namanya Belajar.
Belajar muncul karena adanya rasa tidak tahu terhadap sesuatu, sehingga dari
rasa tidak tahu akan menjadi fakor pendorong untuk mengerti lebih jauh dengan
cara belajar.
Melalui
belajar, Manusia akan mengerti sesuatu yang belum diketahui, dan akan menambah
wacana dan pemikiran baru. Belajar yang dilakukan manusia tentrunya membutuhkan
proses yang harus diketahui oleh manusia.
Proses belajar
tidak lepas dari yang namanya, sumber-sumber belajar, pengondisian klasik,
pengondisian Innstrumental. Masih banyak lagi proses belajar yang harus
diketahui dan dilalui manusia dalam proses belajar ini.
Selain itu,
Manusia juga harus mengetahui bentuk-bentuk / cara belajar yang baik sesuai
kemampuan dan keinginannya. Sebab belajar akan berhasil kalau seseorang dalam
belajar merasakan nyaman, senang, dan mengikuti jalannya belajar. Semuanya itu
tergantung individu manusia yang mengalami dan melaksanakannya.
Semoga
pembahasan makalah ini bisa menambah wawasan dan pemikiran baru bagi kita.
Selain itu, semoga makalah ini bisa membuat kita untuk semangat dalam belajar.
1.2 Rumusan Masalah
A.
Definisi Belajar
B.
Belajar Sebagai Suatu Proses
C.
Belajar Sebagai Suatu Sistem
D.
Sumber-sumber Belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Belajar
Belajar
merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku ( Change in
behavior or performance ). Sehingga dengan belajar individu akan mengalami
perubahan dalam perilakunya[1]. Belajar
merupakan hal / peristiwa yang sangat penting bagi manusia. Sebab dengan
belajar akan menyebabkan perubahan perilaku pada diri manusia.
Perubahan-perubahan
yang terjadi dapat dalam individu sangat banyak sekali, antara lain :
Ø Perubahan dalam segi Kognetif, Efektif dan dalam segi Psikomotor
Ø Perubahan perilaku Aktual, yaitu
yang nampak dan perubahan yang tidak nampak. Perubahan yang nampak
merupakan perubahan yang bersifat potensi dan ada pada saat itu. Sedangkan
perubahan yang tidak nampak merupakan perubahan yang tidak ada pada saat itu,
akan tetapi bisa nampak pada kesempatan lain. Perubahan Aktual dan Potensial
juga termasuk perubahan yang muncul melalui pengalaman atau penelitian.
Ø Perubahan yang bersifat relatif dan permanen, yaitu perubahan yang
akan bertahan dalam waktu yang cukup relatif lama. Akan tetapi perubahannya
tidak akan menetap terus menerus. Sehingga pada suatu waktu akan berubah sesuai
dengan akaibat yang muncul karena belajar.
Selain pengertian atau
definisi itu, belajar adalah menggunakan pengalaman-pengalaman untuk
digunakan dimasa depan. Selanjutnya disimpulkan, bahwa semakin banyak
pengalaman, seseorang akan semakin semangat untuk terus belajar. Pengalaman
yang baru akan ditangani dengan pengalaman yang telah lewat. Akhirnya seseorang
tersebut akan mampu memprogam semua pengalaman-pengalamannya[2].
Mempelajari apapun yang baru, pasti melibatkan perubahan. Sekali
anda mengenal abjad, anda tidak akan dapat melupakannya. Sekali anda belajar
mengendarai sebuah mobil, anda tidak perlu melalui proses belajar yang sama
lagi di kemudian hari. Apakah anda pernah memutuskan untuk mencoba X-Games,
mematahkan tulang ( cedera ) dalam prosesnya, namun pada suatu saat, anda
belajar satu atau dua trik, berubah dari seorang pemula yang bersemangat, yang
tidaknya dapat bertahan di atas papan skateboard. Perubahan melibatkan perilaku
yang relatif menetap. Anda belajar mengenal abjad melalui pengalaman dengan
kalimat. Melalui pengalaman, anda mengetahui bahwa anda harus belajar untuk
mendapat nilai yang bagus dalam ujian, bahwa biasanya terdapat band pembuka
dalam sebuah konser rock, dan bahwa gol dalam permainan sepakbola Amerika
menambah 3 poin ke dalam skor. Dari contoh-contoh tersebut, bisa mendefiniskan
bahwa pembelajaran ( learning ) merupakan perubahan perilaku yang relatif
menetap yang muncul melalui pengalaman.[3]
2.2 Belajar Sebagai Suatu Proses
Para ahli definisi
mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses. Dimana prosesnya belajar itu
tidak nampak, akan tetapi hasilnya belajar yang akan nampak.
Karena
belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar akan ada masukan-masukan
yang akan di proses dan dari proses tersebut akan menimbulkan adanya hasil. Hal
tersebut apabila digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :


( Input ) (
Output )
Skema yang
digambarkan memberikan sebuah gambaran bahwa belajar itu muncul individu karena
latihan / pengalaman yang menyebabkan adnya perubahan perilaku.
Akhirnya dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan Intervining Variabel yang merupakan
penghubung atau pengkait antara Independent Variabel dengan Dependent
Variabel Hergenhahn.
Pendapat
tersebut di gambarkan Olson dalam bentuk skema seperti di bawah ini :




Skema
yang di gambarkan Olson mempunyai arti, bahwa proses belajar itu terdapat dalam
individu. Sehingga hasil dari belajar yang berupa perubahan dalam perilaku
sangat dipengaruhi oleh individu.[4]
Dalam diri individu, ada dua hal yang mendasari seseorang untuk dapat
melakukan belajar yaitu :
ü Hubungan-hubungan yang ada di antara kejadian-kejadian di
lingkungan.
Dalam
hal ini masalah kejadian, bagaimana kejadian yang satu dengan lainnya bisa
saling berhubungan.
ü Konsekuensi-konsekuensi apa sebagai dampak dari perilaku tesebut
terhadap lingkungan.
Dalam
hal ini masalah, bagaimana objek- objek
atau subyek-subyek dapat bereaksi terhadap perilaku.
Kedua hal tersebut
sangat berkaitan dalam proses belajar yang tidak akan pernah lepas dari proses
pengendalian / pengondisian Klasik dan proses pengendalian / pengendalian
instrumental. Pengondisian klasik ( classical conditioning ) adalah organisme
belajar untuk menghubungkan
(mengasosisikan) dua rangsangan sebagai hasil dari asosiasi ini,
organisme belajar untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.
Sebagai contoh, cahaya kilat diasosiasikan dengan suara gemuruh halilintar yang
sering kali cahaya ini mendahuluinya. Jadi ketika kita meliat kilat, kita akan
mengantipasi untuk mendengar bunyi gemuruh sesaat setelh melihat kilat.
Sedangkan
pengondisian instrumental ( operant conditioning ) adalh organisme belajar
mengenai hubungan antara sebuah perilaku dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari
asosiasi atau hubungan ini, organisme
belajar untuk menigkatkan perilaku yang diikuti dengan pemberian ganjaran dan
mengurangi perilaku yang diikuti dengan
hukuman. Sebagai contoh, anak-anak cenderung akan mengulangi perilaku
mereka yang baik jika orang tua mereka memberikan hadiah berupa permen setelah
mereka menunjukkan sikap baik mereka[5].
Dalam keterangan
lain, proses pengendalian klasik adalah proses pengendalian yang muncul karena
adanya pelatihan, pengamatan dan pengalaman dari masalah yang sudah terjadi
sebelumnya. Sedangkan proses pengendalian instrumental adalah proses
pengendalian yang di dasari oleh suatu perilaku tertentu yang dimanipulasi
dengan mempertimbangkan konsekuensinya agar perilaku tesebut terbentuk dan
bukan perilaku lain yang terbentuk. Contoh dari proses pengendalian ini salah
satunya adalah seekor gajah dapat di ajari untuk berdiri dengan kaki
belakangnya dengan cara menghadiahi perilaku yang dipertunjukannya[6].
2.3 Belajar Sebagai Suatu Sistem
Banyak sekali
faktor mempengaruhi dalam proses belajar, salah satu di antarnya adalah
masukan. Sebuah masukan apabila di analisis lebih lanjut akan didapati beberapa
jenis masukan, yaitu masukan mentah (
Raw Input ), masukan instrumen ( Instrumental Input ), dan masukan lingkungan (
Enviromental Input ).
Semuanya itu menjadi intropeksi dalam
proses belajar. Sehingga hasil akhir dari belajar sangat tergantung terhadap
semua faktor-faktor itu.
Apabila
salah satu faktor terganggu, maka proses belajar akan terganggu dan hasilnya
juga akan terganggu pula. Dikarenakan masing-masing dari faktor itu saling
mengikat satu sama lain, yang akhirnya belajar itu merupakan suatu sistem.
Hal tersebut jika digambarkan dalam bentuk
skema adalah sebagai berikut :




Masukan
Lingkungan
Masukan Mental adalah individu atau organisme yang akan belajar,
dalam hal ini siswa, murid atau mahasiswa. Sedangkan masukan instrumental
adalah masukan yang berkaitan dengan akal, alat atau instrumen yang digunakan
dalam proses belajar, dalam hal ini rumah, gedung, kamar, dll. Selain itu,
dalam masukan instrumental juga terdapat peraturan yang merupakan instrumen
yang lunak, sedangkan rumah, gedung, dan kamar termasuk instrumen yang keras.
Masukan lingkungan adalah masukan yang berasal dari yang belajar.
Masukan itu dapat berupa masukan lingkungan fisik maupun masukan lingkungan non
fisik. Masukan lingkungan seperti tempat belajar yang gaduh dan ramai akan
mengganggu jalannya proses belajar. Akan tetapi semuanya tergantung hasil
akhirnya nanti. Karena dari hasil, seseoarang akan bisa diketahui bagaimana
proses belajarnya dan masukan yang masuk dalam proses belajarnya[7].
2.4 Sumber Belajar
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi
Pendidikan ( AECT ) sumber belajar adalah semua sumbur ( baik berupa data,
orang atau benda ), yang dapat
digunakan untuk memberi kemudahan belajar bagi siswa. Sumber belajar mempunyai
fungsi[8] :
·
Meningkatkan
produktivitas pembelajaran.
·
Memberikan
pembelajaran yang sifatnya lebih individu
·
Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
Lebih memantapkan pembelajaran.
·
Memungkinkan
belajar seketika sehingga memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung
·
Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas dengan menyajikan informasi yang mampu
menembus batas geografis
Fungsi-fungsi diatas
sekaligus menggambarkan tentang tentang alasan dan arti penting sumber belajar
untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
Secara garis besar sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
:
·
Sumber
belajar yang dirancang yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan
pembelajaran. Contohnya adalah buku pelajaran , modul, progam audio, dan
transparasi
·
Sumber
belajar yang tidak khusus dirancng untuk keperluan pembelajaran, namun dapat
ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pejabat
pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, dan sebagainya.
Secara terperinci sumber belajar dapat berbentuk :
Ø Pesan, meliputi :
Informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan
sebagainya.
Ø Orang, meliputi :
Guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, dan
sebagainya.
Ø Bahan, meliputi :
Buku, transparasi, film, slides, gambar, candi, arca, komik, dan
sebagainya.
Ø Alat / Perlengkapan, meliputi :
Perangkat keras, komputer, radio, TV, VCD / DVD, kamera, dan
sebagainya.
Ø Pendekatan / Metode / Teknik, meliputi :
Diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, dan sebagainya.
Ø Lingkungan, meliputi :
Ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, museum, kantor, dan
sebagainya.
Dalam memilih sumber
belajar harus memperhatiakan kriteria sebagai berikut :
1.
Ekonomi
Tidak harus berpatok pada harga yang mahal
2.
Praktis
Tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
3.
Mudah
Dekat dan tersedia di lingkungan kita
4.
Fleksibel
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran
5.
Sesuai
dengan tujuan
Mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan
motivasi dan minat belajar siswa
BAB III
PENUTUP
3. 1 SIMPULAN
Manusia
adalah makhluk yang mempunyai perilaku yang merupakan ciri khas dan pembeda
dari makhluk lainnya. Perilaku manusia muncul dari ketidaktahuan manusia akan
sesuatu. Ketidaktahuan manusia membuatnya untuk belajar yang menjadi perantara
dan proses untuk menghasilkan perilaku dan menyebabkan ia tahu semua sesuatu
yang tidak ia ketahui sebelumnya.
Dalam belajarnya manusia / individu
menemukan beberapa hal yang akhirnya menjadi suatu sistem dan mengetahui
sumber-sumber belajar yang menyebabkan belajarnya berhasil dan sukses.
3.
2 SARAN
Segala kekurangan tentunya terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada teman-teman
koreksi dan sarannya terhadap makalah ini. Harapan kami semoga dengan adanya
koreksi dan saran dari teman-teman, kedepannya makalah kami lebih baik dan
lebih bermanfaat. Amin yaa Robbal ‘Aalamin.
DAFTAR PUSTAKA
Walgito,
Bimo, 1988, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : CV. Andi OFFSET
Mar’at,
wiyati, Samsunu dkk, 2006Perilaku Manusia Bandung : Refika Aditama
King, Laura, 2010, Psikologi Umum Sebuah Pandangan
Apresiatif,
Jakarta
: Salemba Humanika
Prestasi, Tim, 2011, Pendamping
Materi Bimbingan Konseling, Klaten :Tim Prestasi
[2]
Samsunu wiyati
Mar’at, dkk, Perilaku Manusia (
Bandung : Refika Adtama, 2006 )
Halaman 17.
[3] Laura A. King, Psikologi
Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (
Jakarta : Salemba
Humanika, 2010 ), Halaman 346.
[4]
Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, ( Yogyakarta : CV. Andi OFFSET, 1988 ),
Halaman 186.
[5] Laura A. King,
Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif ( Jakarta : Salemba
Humanika, 2010 ), Halaman 347-348.
[7]
Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, ( Yogyakarta : CV. Andi OFFSET, 1988 ),
Halaman 187-188.
[8] Tim Prestasi, Pendamping
Materi Bimbingan Konseling ( Klaten : Tim Prestasi, 2011 ),
Halaman 14-15.