KEWIRAUSAHAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Permasalahan
dalam kewirausahaan tidak akan mudah untuk diselesaikan dan dicari solusinya.
Sehingga dalam kewirausahaan diperlukan adanya inspirasi dan inovasi untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Dengan begitu, adanya inspirasi dan
inovasi mampu memberikan solusi dan perubahan yang ada dalam kewirausahaan.
Keberadaan
inspirasi dan inovasi dalam kewirausahaan juga membuat kreativitas dan ide-ide
baru dalam sebuah usaha. Dengan demikian, kewirausahaan yang dilanda berbagai
persoalan akhirnya mampu menemukan solusi dan jalan keluarnya. Selain itu,
inspirasi dan inovasi justru akan menambah semakin maju sebuah wirausaha dan
meningkatnya kreativitas.
Oleh karena
itu, makalah ini akan membahas tentang inspirasi dan inovasi dalam
kewirausahaan dan ha-hal yang berhubungan dengan dua hal tersebut. Harapannya,
makalah ini bisa menambah wacana dan wawasan dalam kewirausahaan serta mampu di
aplikasikan dalam kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
A.
Definisi Inspirasi (Kreativitas) dan Inovasi
B.
Beberapa Model Creative Thingking
C.
Pemetaan Kretivitas (the Creativity Map) Wirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Inspirasi (Kreativitas) dan Inovasi
Inspirasi diawali dengan pola kreatif yang kuat dan semakin kuat
pula kretifnya, maka semakin berkualitas yang dihasilkan. Dalam sebuah
wirausaha yang hebat diperlukan kreativitas dan inovasi. Dalam dunia kewirausahaan,
kretivitas merujuk pada penemuan ide dan gagasan baru, sedangkan inovasi
merujuk pada bagaimana menggunakan ide dan gagasan baru tersebut sehingga dapat
menghasilkan uang.
Berfikir kreatif
merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap
orang memiliki kemampuan kreatif berbeda. Selama ini ada anggapan yang salah
mengenai orang yang kretaif. Ada yang mengatakan bahwa hanya orang
jenius/pintar saja yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat
misterius yang diperuntukkan hanya bagi sekelompok orang tertentu.
Menurut Munandar,
bahwa kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja tidak
tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau tingkat pendidikan
tertentu. Kreativitas dimiliki oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh
sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar tidak terpendam dan tidak dapat
diwujudkan (Utami Munandar, 1992:52).
Proses berfikir
kreatif dilakukan secara sistematis dan melalui tahapan-tahapan berikut[1]:
1.
Pengumpulan
Informasi
Kreasi yang
baik biasanya di dahului oleh penyeledikan dan pengumpulan informasi. Hal
tersebut meliputi; membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan
profesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang digeluti.
2.
Proses
Inkubasi
Seseorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan masalah yang
sedang dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa,
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah.
3.
Melahirkan
Ide
Ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai ditemukan.
Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang
ada.
4.
Evaluasi
dan Tindak Lanjut
Bagian ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan
kreativitas, karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin dan
benar-benar berkonsentrasi.
Kreativitas dan
inovasi merupakan suatu konsep yang multidimensional dan kompleks.
Multidimensional berarti setiap ahli memiliki perspektif yang berbeda-beda
dalam memahami kedua istilah tersebut. Kompleks berarti pengertian istilah
kreativitas sering tumpang tindih dengan istilah inovasi atau istilah yang
sinonim. Menurut pendapat Levit yang dikutip Suryana (2003), menganggap
kreativitas merupakan proses berfikir, yaitu berfikir kreatif, sedangkan
inovasi adalah hasil dari penerapan kreativitas.
Kreativitas sering
dirumuskan sebagai proses baru yang menghasilkan nilai. Tidak semua gagasan
baru disebut kreativitas, akan tetapi hanya yang menghasilkan nilai kemanfaatan
yang disebut kreativitas. Inovasi adalah proses yang menghasilkan nilai yang
signifikan bagi perorangan, kelompok, organisasi, industri dan masyarakat luas.[2]
2.2 Beberapa Model Creative Thingking
Dalam bukunya “Creative
Thinking”, Charles S. Whiting (dalam Winardi,1991:11), membedakan pemikiran
kreativitas dengan pemikiran orisinil. Menurutnya, pemikiran orisinil
menghasilkan ide-ide yang bersifat baru –setidaknya bagi individu yang
bersangkutan- sekalipun ide tersebut belum tetu bermanfaat. Sedangkan pemkiran
kreatif, selain menghasilkan ide-ide baru juga bermanfaat bagi individu,
kelompok atau masyarakat.
Pemikiram
kreatif berbeda dengan pemikiran logika. Pemikiran kreatif bersifat subyektif,
spontan, berada di bagian otak kanan. Sedangkan pemikiran logka bersifat
analitikal, sistematik, berada diotak bagian kiri. Ada beberapa macam cara
berfikir kreatif untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap keputusan yang
diambil, dipengaruhi oleh cara pandang individu terhadap suatu masalah,
acapkali terjadi karena perbedaan cara pandang itu.[3]
Bebrapa macam
cara berfikir
Cara Berpikir
|
Penjelasan
|
Induktif/
empiris
|
Berfikir
dari hal yang spesifik ke hal yang bersifat umum. Metode induksi berarti
mencangkup pengumpulan data dalam situasi-situasi yang spesifik dan kemudian
dirumuskan sebuah pernyataan umum yang berlaku bagi semua situasi yang
serupa.
|
Dedukti/analitis
|
Berfikir
dari hal yang umu ke hal yang khusus
|
Pemecahan
masalah
|
Dalam
rangka memcahkan maslaah, perlu dilakukan analisis problem yang terdiri dari identifikasi
problem dan pemecahan problem.
|
kausatif
|
Pemikiran
secara kausatif (hubungan seab akibat) menekankan “pe,bentukan
kejadian-kejadian masa yang akan datang. Situasi yang belum terjadi, dibentuk
sebagai hasil kejadian-kejadian sebelumnya, akan menimbulkan sasaran yang
diinginkan
|
Abstraksi
|
Cara
berfikir membentuk suatu hierarki pengertian, dimana hal sebelumnya merupakan
bagian dari hal berikutnya. Ada abstraksi yang meningkat, dan ada abstraksi
yang menyusut.
|
Sistem
|
“systema”
berarti kseluruhan yang terdiri dari bermacam-macam bagian. Berfikir
sistematik berarti berfikir dengan jalan menghubungkan setiap bagian dengan
bagian lain yang bermacam-macam itu sebagai satu kesatuan yang utuh.
|
Kreatif
|
Pemikiran
secar akreati dilaksanakan dengan kesadaran bahwa hanya tersedia pengetahuan
persial tentang situasi yang bersangkutandan hal tersebut perlu dimanfaatkan
sebaik mungkin.
|
Analitik
Vs Kreatif
|
Cara
berfikir analitik bersifat logis dan dapat diramalkan, seangkan cara berfikir
kreatif bersifat imajinatif dan idak dapat diramalkan. Selain itu, cara
berfikir analitik bersifat konvergen dan bertikal, sedangkan cara berfikir
kreatif bersifat divergen dan leteral.
|
Berfikir
kreatif dalam kewirausahaan bahwa hasil penelitian menunjukan fungsi otak manusia
dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama fungsi otak kiri dikendelikan secara
linier (berfikir vertikal) serta berperan menangkap logika dan simbol-simbol.
Kedua, fungsi otak kanan lebih mengandalkan pemikiran lateral serta menggerakan
pikiran lateral dan meletakannya pada jiwa proses kreatif.[4]
Dengan menggunakan otak kanan, menurut Zimmer (1996), yaitu :
a.
Selalu
bertanya “apa ada cara yang lebih baik?”
b.
Selalu
menantang kebiasaan, tradisi, dan rutinitas
c.
Berefleksi
/ merenungkan dan berfikir dalam
d.
Berani
bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang berbeda
e.
Menyadari
kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar
f.
Melihat
kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan
g.
Mengorelasikan
ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif
h.
Memiliki
ketrampilan, yaitu kemampua untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat
permasalahan dair perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada
kebutuhan untuk berubah
Sedangkan dengan
menggunakan otak kiri, yaitu
a.
Persiapan
untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman,
maganng dan pengalaman belajar lainnya.
b.
Penyelidikan,
dalam hal ini diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman mandalam tentang
masalah atau keputusan
c.
Transformasi,
menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul
d.
Penetasan,
penyiapan pikiran bahwa sadar untuk memerlukan informasi yang terkumpul
2.3 Pemetaan Kretivitas (the
Creativity Map) Wirausaha
Dalam pemaham
lebih lanjut, kreativitas sering dimaknai sebgaai conceptual skill atau managerial
skill. Hal itu menunjukan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan sekaligus
dapat dibedakan dengan pengetahuan non ilmiah. Sehubungan dengan hal itu Yuyun
Wirasasmita mengemukakan beberapa pakar membedakan antara “eminent
cretivity” dengan “everyday creativity” yang dapat dilakukan
sehari-hari oleh setiap individu untk memecahkan masalah kreatif.
Dipandang dari
perspektif menejemen, masalahnya adalah tipe kreativitas yang seperti apa dan
bagaimana mengelolanya sehingga menghasilkan inovasi baru yang bermanfaat bagi
organisasi dan anggotanya untuk dapat mengahasilkan produk-produk baru, unik,
dan bermutu sesuai permintaan pasar.
Menurut DeGraff
dan Lawerence bahwa kreativitas tidak anya meliputi ide-ide kreatif tang
berorientasi tujuan tertentu, tetapi juga meliputi praktik bisnis dengan
memanfaatkan alat-alat menejeman yang sesuai dengan tipe bisnis dan
karakteristik individu personal wirausaha itu sendiri. Hasil dari kreativitas
itu berupa laba, kualitas, pengetahuan, atau sejumlah hasil kreatif lain yang
diinginkan sesuai dengan jenis bisnisnya.
Kewirausahaan
inovatid antara lain ditandai oleh adanya produk baru, teknik khusus dan
pendekatan pemasaran bisnis yang berbeda dari pada biasanya. Maka kewirausahaan
inovatif dapat diartikan sebagai tipe kewirausahaan yang mengerjakan dan
menghasilkan sesuatu yang baru, mencapai prestasi, keuntungan dna lain-lain
dalam tingkat yang baru. Inovasi dapat dipahami sebagai suatu proses tindakan
untuk memperoleh gagasan baru dna penerapan nyata dalam praktik.[5]
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dunia kewirausahaan memerlukan adanya inspirasi dan inovasi untuk
kemajuan wirausahanya. Keberadaan inspirasi merupakan awal dari adanya
kreativitas dan ide-ide dalam kewirausahaan. Sedangkan inovasi merupakan hasil
dari penerapan inspirasi (kreativitas) yang diterapkan dalam kewirausahaan.
Selain itu, dalam
kewirausahaan juga terdapat beberapa kreativitas yang mendukung terhadap adanya
kewirausahaan yang maju dan profesional. Beberapa kreativitas tersebut
memunculkan berbagai ide-ide baru yang nantinya bisa menjadi solusi dan
perubahan dalam kewirausahaan. Dimana beberapa kreativitas itu juga akan
memunculkan pemetaan kreativitas yang dapat di pelajari dan dibedakan dengan
pengetahuan non ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Fadiati,Ari, dkk, 2011.Menjadi Wirausaha Sukses.Jakarta:Remaja
Rosdakarya,
Suryana, 2008.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba
Yunus,Muh. 2008.Islam dan Kewirausahaan Inovatif.Malang:UIN
Malang Press
[1] Ari Fadiati,
dkk, Menjadi Wirausaha Sukses, (Jakarta:Remaja
Rosdakarya,2011),hlm.38-40.
[2] Muh. Yunus, Islam
dan Kewirausahaan Inovatif, (Malang:UIN Malang Press,2008),hlm.126-129.
[3] Ibid, hlm.
129-131
[4] Suryana, Kewirausahaan,
(Jakarta:Salemba,2008) hlm. 44-45
[5] M. Yunus, op
cit, hlm.137-145
Tidak ada komentar:
Posting Komentar