Selasa, 01 Maret 2016

KEWIRAUSAHAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Permasalahan dalam kewirausahaan tidak akan mudah untuk diselesaikan dan dicari solusinya. Sehingga dalam kewirausahaan diperlukan adanya inspirasi dan inovasi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Dengan begitu, adanya inspirasi dan inovasi mampu memberikan solusi dan perubahan yang ada dalam kewirausahaan.
Keberadaan inspirasi dan inovasi dalam kewirausahaan juga membuat kreativitas dan ide-ide baru dalam sebuah usaha. Dengan demikian, kewirausahaan yang dilanda berbagai persoalan akhirnya mampu menemukan solusi dan jalan keluarnya. Selain itu, inspirasi dan inovasi justru akan menambah semakin maju sebuah wirausaha dan meningkatnya kreativitas.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang inspirasi dan inovasi dalam kewirausahaan dan ha-hal yang berhubungan dengan dua hal tersebut. Harapannya, makalah ini bisa menambah wacana dan wawasan dalam kewirausahaan serta mampu di aplikasikan dalam kehidupan.
1.2  Rumusan Masalah
A.    Definisi Inspirasi (Kreativitas) dan Inovasi
B.     Beberapa Model Creative Thingking
C.    Pemetaan Kretivitas (the Creativity Map) Wirausaha





                                     
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Inspirasi (Kreativitas) dan Inovasi
          Inspirasi diawali dengan pola kreatif yang kuat dan semakin kuat pula kretifnya, maka semakin berkualitas yang dihasilkan. Dalam sebuah wirausaha yang hebat diperlukan kreativitas dan inovasi. Dalam dunia kewirausahaan, kretivitas merujuk pada penemuan ide dan gagasan baru, sedangkan inovasi merujuk pada bagaimana menggunakan ide dan gagasan baru tersebut sehingga dapat menghasilkan uang.  
          Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap orang memiliki kemampuan kreatif berbeda. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kretaif. Ada yang mengatakan bahwa hanya orang jenius/pintar saja yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi sekelompok orang tertentu.
          Menurut Munandar, bahwa kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja tidak tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau tingkat pendidikan tertentu. Kreativitas dimiliki oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar tidak terpendam dan tidak dapat diwujudkan (Utami Munandar, 1992:52).
          Proses berfikir kreatif dilakukan secara sistematis dan melalui tahapan-tahapan berikut[1]:
1. Pengumpulan Informasi
Kreasi yang baik biasanya di dahului oleh penyeledikan dan pengumpulan informasi. Hal tersebut meliputi; membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan profesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang digeluti.
2. Proses Inkubasi
Seseorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan masalah yang sedang dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah.
3. Melahirkan Ide
Ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada.
4. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Bagian ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan kreativitas, karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin dan benar-benar berkonsentrasi.
          Kreativitas dan inovasi merupakan suatu konsep yang multidimensional dan kompleks. Multidimensional berarti setiap ahli memiliki perspektif yang berbeda-beda dalam memahami kedua istilah tersebut. Kompleks berarti pengertian istilah kreativitas sering tumpang tindih dengan istilah inovasi atau istilah yang sinonim. Menurut pendapat Levit yang dikutip Suryana (2003), menganggap kreativitas merupakan proses berfikir, yaitu berfikir kreatif, sedangkan inovasi adalah hasil dari penerapan kreativitas.
          Kreativitas sering dirumuskan sebagai proses baru yang menghasilkan nilai. Tidak semua gagasan baru disebut kreativitas, akan tetapi hanya yang menghasilkan nilai kemanfaatan yang disebut kreativitas. Inovasi adalah proses yang menghasilkan nilai yang signifikan bagi perorangan, kelompok, organisasi, industri dan masyarakat luas.[2]
2.2  Beberapa Model Creative Thingking
Dalam bukunya “Creative Thinking”, Charles S. Whiting (dalam Winardi,1991:11), membedakan pemikiran kreativitas dengan pemikiran orisinil. Menurutnya, pemikiran orisinil menghasilkan ide-ide yang bersifat baru –setidaknya bagi individu yang bersangkutan- sekalipun ide tersebut belum tetu bermanfaat. Sedangkan pemkiran kreatif, selain menghasilkan ide-ide baru juga bermanfaat bagi individu, kelompok atau masyarakat.
Pemikiram kreatif berbeda dengan pemikiran logika. Pemikiran kreatif bersifat subyektif, spontan, berada di bagian otak kanan. Sedangkan pemikiran logka bersifat analitikal, sistematik, berada diotak bagian kiri. Ada beberapa macam cara berfikir kreatif untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap keputusan yang diambil, dipengaruhi oleh cara pandang individu terhadap suatu masalah, acapkali terjadi karena perbedaan cara pandang itu.[3]
Bebrapa macam cara berfikir
Cara Berpikir
Penjelasan
Induktif/ empiris
Berfikir dari hal yang spesifik ke hal yang bersifat umum. Metode induksi berarti mencangkup pengumpulan data dalam situasi-situasi yang spesifik dan kemudian dirumuskan sebuah pernyataan umum yang berlaku bagi semua situasi yang serupa.
Dedukti/analitis
Berfikir dari hal yang umu ke hal yang khusus
Pemecahan masalah
Dalam rangka memcahkan maslaah, perlu dilakukan analisis problem yang terdiri dari identifikasi problem dan pemecahan problem.
kausatif
Pemikiran secara kausatif (hubungan seab akibat) menekankan “pe,bentukan kejadian-kejadian masa yang akan datang. Situasi yang belum terjadi, dibentuk sebagai hasil kejadian-kejadian sebelumnya, akan menimbulkan sasaran yang diinginkan
Abstraksi
Cara berfikir membentuk suatu hierarki pengertian, dimana hal sebelumnya merupakan bagian dari hal berikutnya. Ada abstraksi yang meningkat, dan ada abstraksi yang menyusut.
Sistem
“systema” berarti kseluruhan yang terdiri dari bermacam-macam bagian. Berfikir sistematik berarti berfikir dengan jalan menghubungkan setiap bagian dengan bagian lain yang bermacam-macam itu sebagai satu kesatuan yang utuh.
Kreatif
Pemikiran secar akreati dilaksanakan dengan kesadaran bahwa hanya tersedia pengetahuan persial tentang situasi yang bersangkutandan hal tersebut perlu dimanfaatkan sebaik mungkin.
Analitik Vs Kreatif
Cara berfikir analitik bersifat logis dan dapat diramalkan, seangkan cara berfikir kreatif bersifat imajinatif dan idak dapat diramalkan. Selain itu, cara berfikir analitik bersifat konvergen dan bertikal, sedangkan cara berfikir kreatif bersifat divergen dan leteral.

Berfikir kreatif dalam kewirausahaan bahwa hasil penelitian menunjukan fungsi otak manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama fungsi otak kiri dikendelikan secara linier (berfikir vertikal) serta berperan menangkap logika dan simbol-simbol. Kedua, fungsi otak kanan lebih mengandalkan pemikiran lateral serta menggerakan pikiran lateral dan meletakannya pada jiwa proses kreatif.[4] Dengan menggunakan otak kanan, menurut Zimmer (1996), yaitu :
a.       Selalu bertanya “apa ada cara yang lebih baik?”
b.      Selalu menantang kebiasaan, tradisi, dan rutinitas
c.       Berefleksi / merenungkan dan berfikir dalam
d.      Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang berbeda
e.       Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar
f.       Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan
g.      Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif
h.      Memiliki ketrampilan, yaitu kemampua untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dair perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah
Sedangkan dengan menggunakan otak kiri, yaitu
a.       Persiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman, maganng dan pengalaman belajar lainnya.
b.      Penyelidikan, dalam hal ini diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman mandalam tentang masalah atau keputusan
c.       Transformasi, menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul
d.      Penetasan, penyiapan pikiran bahwa sadar untuk memerlukan informasi yang terkumpul
2.3  Pemetaan Kretivitas (the Creativity Map) Wirausaha
Dalam pemaham lebih lanjut, kreativitas sering dimaknai sebgaai conceptual skill atau managerial skill. Hal itu menunjukan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan sekaligus dapat dibedakan dengan pengetahuan non ilmiah. Sehubungan dengan hal itu Yuyun Wirasasmita mengemukakan beberapa pakar membedakan antara “eminent cretivity” dengan “everyday creativity” yang dapat dilakukan sehari-hari oleh setiap individu untk memecahkan masalah kreatif.
Dipandang dari perspektif menejemen, masalahnya adalah tipe kreativitas yang seperti apa dan bagaimana mengelolanya sehingga menghasilkan inovasi baru yang bermanfaat bagi organisasi dan anggotanya untuk dapat mengahasilkan produk-produk baru, unik, dan bermutu sesuai permintaan pasar.
Menurut DeGraff dan Lawerence bahwa kreativitas tidak anya meliputi ide-ide kreatif tang berorientasi tujuan tertentu, tetapi juga meliputi praktik bisnis dengan memanfaatkan alat-alat menejeman yang sesuai dengan tipe bisnis dan karakteristik individu personal wirausaha itu sendiri. Hasil dari kreativitas itu berupa laba, kualitas, pengetahuan, atau sejumlah hasil kreatif lain yang diinginkan sesuai dengan jenis bisnisnya.
Kewirausahaan inovatid antara lain ditandai oleh adanya produk baru, teknik khusus dan pendekatan pemasaran bisnis yang berbeda dari pada biasanya. Maka kewirausahaan inovatif dapat diartikan sebagai tipe kewirausahaan yang mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang baru, mencapai prestasi, keuntungan dna lain-lain dalam tingkat yang baru. Inovasi dapat dipahami sebagai suatu proses tindakan untuk memperoleh gagasan baru dna penerapan nyata dalam praktik.[5]










                             






BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
          Dunia kewirausahaan memerlukan adanya inspirasi dan inovasi untuk kemajuan wirausahanya. Keberadaan inspirasi merupakan awal dari adanya kreativitas dan ide-ide dalam kewirausahaan. Sedangkan inovasi merupakan hasil dari penerapan inspirasi (kreativitas) yang diterapkan dalam kewirausahaan.
          Selain itu, dalam kewirausahaan juga terdapat beberapa kreativitas yang mendukung terhadap adanya kewirausahaan yang maju dan profesional. Beberapa kreativitas tersebut memunculkan berbagai ide-ide baru yang nantinya bisa menjadi solusi dan perubahan dalam kewirausahaan. Dimana beberapa kreativitas itu juga akan memunculkan pemetaan kreativitas yang dapat di pelajari dan dibedakan dengan pengetahuan non ilmiah.












DAFTAR PUSTAKA
Fadiati,Ari, dkk, 2011.Menjadi Wirausaha Sukses.Jakarta:Remaja Rosdakarya,
Suryana, 2008.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba
Yunus,Muh. 2008.Islam dan Kewirausahaan Inovatif.Malang:UIN Malang Press



[1] Ari Fadiati, dkk, Menjadi Wirausaha Sukses, (Jakarta:Remaja Rosdakarya,2011),hlm.38-40.
[2] Muh. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif, (Malang:UIN Malang Press,2008),hlm.126-129.
[3] Ibid, hlm. 129-131
[4] Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta:Salemba,2008) hlm. 44-45
[5] M. Yunus, op cit, hlm.137-145

Tidak ada komentar:

Posting Komentar