Rabu, 09 Desember 2015

Pasar dan Seni Dagang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti akan mengalami permasalahan dalam kehidupannya, termasuk permasalahan perekonomian. Sehingga seseorang dituntut untuk mengatasinya, termasuk dengan membuka usaha demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimana dalam membuka usaha, seseorang akan mengalami berbagai resiko yang harus ia selesaikan dan dicari solusinya. Dengan adanya hal tersebut, pemahaman akan kewirausahaan harus ia ketahui dan ia pelajari agar berbagai resiko dan kendala dalam wirausahanya bisa di atasi.
Oleh karena itu, keberadaan ilmu kewirausahaan dalam perkuliahan sangat tepat sekali. Dimana mahasiswa dituntut untuk mendalami materi yang di ajarkan dalam matakuliah tersebut. Sebab, mahasiswa nantinya juga diharapkan bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses dengan mengaplikasikan berbagai teori dan keilmuan yang ada dalam matakuliah kewirausahaan. Dengan demikian, mahasiswa yang telah lulus, tidak hanya mengandalkan ijazahnya untuk mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi, mahasiswa mampu menciptakan lapangan wirausaha dengan keilmuan kewirausahaan yang pernah dipelajari.
Berbagai alasan tersebut, akhirnya mendorong kami untuk menyusun sebuah makalah yang di dalamnya membahas tentang pasar, seni dagang dan transaksi. Dimana hal tersebut akan menunjang dalam tercapainya sebuah wirausaha yang sukses dan maju. Selain itu, hal tersebut juga diharapkan mampu menambah wacana dan wawasan keilmuan kita, khususnya tentang kewirausahaan.
2.1 Rumusan Masalah
A. Definisi Pasar
B. Seni Dagang dalam Pasar
C. Transaksi dalam Pasar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pasar
            Pasar adalah tempat terjadinya transaksi dari setiap pihak yang saling memiliki kepentingan. Posisi pasar bagi masyarakat, investor dan pemerintah menjadi begitu penting untuk dipahami apalagi jika dilihat dari segi aktivitas pasar yang semakin hari semakin berubah. Perubahan pasar mengikuti behaviour para pengguna pasar. Sehingga pembentukan pasar digital dengan pendekatan dunia maya atau internet telah menyebabkan terbentuknya pasar baru yang memiliki dimensi lebih luas dan simpel.
            Oleh karena itu, saat ini disebut sebagai era e-commerce. Perdagangan dan transaksi yang dahulunya bersifat tradisional berubah dengan berkembangnya teknologi dan teknologi aktivitas menyebabkan perubahan behaviour  konsumen. Pembentukan pola ini menyebabkan seseorang pembisnis harus bisa memahami bagaimana bentuk perubahan tersebut untuk diaplikasikan dalam format dan rancangan bisnis yang dibangunnya. Sehingga seorang pembisnis dibuat tidak boleh kaku dengan berbagai bentuk perubahan yang terjadi, bahkan harus fleksibel dan familiar dengan berbagai kondisi yang ada.
            Keberadaan pasar sebenarnya menyimpan banyak resiko. Sebab ada banyak orang yang gagal berbisnis ketika prediksi tentang pasar salah seperti yang di duga sebelumnya. Sebenarnya dalam kegagalan tersimpan banyak pelajaran yang bisa diambil. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Ahmad Bachrie kepada Abu Rizal Bakrie anaknya, “Saya senang kamu gagal. Kamu harus tahu arti kegagalan agar nanti berhasil”.
            Dengan demikian, sangat benar sekali bahawa kehidupan seorang pembisnis selalu berhubungan dengan resiko, sejak pertama sekali seseorang memutuskan u7ntuk menjadi pembisnis, maka semenjak itu ia telah berhadapan dengan resiko. Namun seiring waktu dan semangat kerja keras yang pantang menyerah membuat ia mampu me-manage resiko. Seperti kata pepatah, “waktu bisa mengajarkan orang banyak hal.[1]
            Dalam ilmu ekonomi, pasar adalah keadaan dimana terjadi kekuatan permintaan dan penawaran yang seimbang dari suatu barang atau jasa. Keseimbangan kekuatan antara permintaan (konsumjen) dan penawaran (penjual) tidak dapat dilihat dikarenakan peristiwa atau kejadiannya tidak berupa wujud sebagai suatu bangunan, oleh karena itu disebut sebagai Pasar Abstrak.
            Seandainya pada Pasar Konkrit suatu saat tidak terjadi lagi persesuaian permintaan dan penawaran, maka ini berarti disana tidak akan ada proses jual beli, sehingga Pasar Konkrit tidak berfungsi lagi sebagai suatu pasar, melaiunkan hanya merupakan sebuah gedung semata. Sehingga dapat dinyatakan bahwa dimana ada suatu tempat/gedung yang berupa pasar, maka disitu pasti terjadi suatu proses jual beli atau terjadi persesuaian antara penawaran dan permintaan. Dengan demikian, semua pasar yang konkrit juga merupakan pasar abstrak, tetapi tidak semua pasar abstrak adalah pasar konkrit.[2]
2.2 Seni Dagang dalam Pasar
            Pada umumnya, perusahaan kecil yang berhasil dan dapat bersaing, memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, antara lain:
Ø  Perubahan produk
Ø  Strategi yang menyangkut pasar
Ø  Kemampuan untuk memperoleh modal
Ø  Analisis sumber daya manusia
Ø  Analisis pesaing
Ø  Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan
Ø  Penentuan harga produk
Ø  Interaksi perusahaan dengan masyarakat
Ø  Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas.
Selain itu, untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar dapat dilakukan dengan cara:
·         Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan, khususnya tentang alasan konsumen membeli produk, tentang masalah yang dihadapi pelanggan dan tentang apa kebutuhan serta keinagan spesifik dari konsumen.
·         Mendidik tentang wirausaha tentang nilai perbaikan produk dan pemesarannya, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik prosuksinya untuk dapat bersaing
·         Menciptakan iklim kerja yang positif mendorong terciptanya ide-ide baru. Dengan iklim yang kondusifm para wirausaha akan lebih kreatif dalam mentransformasikan ide-idenya.
·         Para wirausaha secara ideal adalah individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran, teknologi dan kuangan. Mereka adalah para pencipta dan innovator  pada perusahaan orang lain.
Selain itu, seni dagang juga harus memperhatikan pemasaran. Pemasaran (marketing), adalah proses sosial dan proses manajerial yang memungkinkan individu/kelompok memperoleh apa yang di butuhkannya dan apa yang di inginkannya {=wants}, melalui proses pertukaran. Konsep dagang dalam pemasaran dimulai dengan adanya pasar seperti ditunjukkan pada gambar berikut
Kebutuhan                     Keinginan           Permintaan               Produk

Pasar                              Transaksi                                             Pertukaran
Berawal dari adanya kebutuhan pihak pelanggan yang ditindaklanjuti dengan timbulnya keinginan, maka timbullah permintaan-permintaan. Hal ini selanjutnya akan memberikan peluang kepada penciptaan-penciptaan produk, yang mampu memenuhi atau memuaskan keinginan tersebut. Perjalanan produk menuju pasar ditempuh melalui beberapa proses, seperti pertukaran dan transaksi. Pada akhirnya produk yang sudah di pasar akan diserap oleh pelanggan dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Adapun contoh sistem pemasaran yang sederhana dapat dilihat pada gambar berikut[3]:
Pasar
(Sekumpulan Pembeli
 
 
                                                 Komunikasi
                                       Barang Jasa    
                                                        Uang

Informasi
          Menurut Kotler, rencana pemasaran dibagi dalam dua tingkat, yaitu, rencana pemasaran strategis dan rencana pemasaran teknis. Rencana pemasaran strategismengembangkan tujuan dan strategi pemasaran yang luas berdasarkan analisis situasi dan peluang pasar saat ini. Sedangkan rencana pemasran teknis menggariskan teknik pemasaran yang spesifik, yang terdiri dari periklanan, penjualan, penetapan harga, saluran ditribusi dan pelayanan (KOtler, 2002:75). Oleh karena itu, rencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan bisnis untuk menuju apa yang secara strategis dianggap benar itu dengan tegas tertulis dalam tujuannya, yakni mempromosikan ekonomi anggota atau menyejah terakan anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan koperasinya (Prinsip dual identity).
Menurut Kotler (2002: 85-87), dalam mempercepat bisnis ada tiga pilihan, yakni :
1.      Pertumbuhan intensif, dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang untuk menumbuhkan lebih lanjut bisnis perusahaan saat ini.
2.      Pertumbuhan integrative, dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
3.      Pertumbuhan diversifikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan bisnis saat ini.
Ketiga hal tersebut berhubungan dengan empat strategi yang akan dipilih, yakni[4] :
1.    strategi penetrasi pasar, dapat dipertimbangkan jika perusahaan berusaha untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas dengan produk yang ad di pasarnya sekarang ini
2.    strategi pengembangan pasar, dapat dilakukan jika perusahan ingin mengembangkan pasar baru untuk prosuk yang sudah ada.
3.    Strategi pengembangan proseuk, dapat dilakukan jika perusahaan ingin mnegembangkan proseuk baru yang memberikan keuntungan potensial bagi pasar yang sudah ada saat ini.
4.    Strategi diversifikasi, dapat dilakukan jika perusahaan ingin menciptakan menciptakan prosuk baru di pasar yang baru.
2.3 Transaksi dalam Pasar
Tujuan pemasaran adalah memnuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Akan tetapi mengenal pelanggan tidaklah mudah. Para pelanggan mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka sedemikian rupa tetapi bertindak yang sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam. Mereka mungkin bereaksi terhadap pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terkahir.
Para memasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka. Studi-stu seperti ini akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan prosuk-prosuk baru cirri-ciri produk, harga, saluran, pesan, dan unsure bauran pemasaran lainnya. Sehingga model tahapan proses pembelian umumnya menyangkup hal-hal sebagai berikut : penganalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
 



Gambar Model Tahap Proses Pembelian
Pengenalan kebutuhan adealah proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu maslaah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Sedangkan proses informasi merupakan keadaan seorang pelanggan yang tergerak oleh stimuni akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi dalam arti melalui iklan, teman, dan sebagainya. Seberapa jauh pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang telah dipunyai, kemudian informasi, dan sebagainya. Evaluasi alternative merupakan bagaimana pelanggan memproses infirmasi mengenai merk dan membuat pertimbangan terkahir?. Wsebagain modek sekarang dari proses evaluasi pelanggan dalam membuat pertimbangan pemilihan produk dilakukan secara sadar dan rasional. Keputusan pembelian dalam tahap ecvaluasi, pelanggan membentuk preferensi diantara merk0merk dalma kelumpok pilihan. Keputusan pembelian banyak dipengaruhi oleh pendirian orang lain dan faktor-faktor situasional.
Perlaku setelah pembelian. Setelah pembelian produk, pelanggan akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak puasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku seelanjutnya. Jika pelanggan merasa puas, ia akan menunjukan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi[5].
Bagi seorang penjual agar berhasil dalam menjalankan usahanya, perlu mengetahui tujuan serta bidang pekerjaan yang dilakukannya. Sedangkan yang menjadi obyek penjualan adalah[6]:

1.      Diri Penjual
Dalam praktek terjadinya jual beli, umumnya melalui tahapan persiapan, membuka pembicaraan, memajangkan barang, mengarahkan pembeli agar terjadinya penjualan dan tercapainya kepuasan pada pembelinya. Seorang penjual sebelum melakukan penjualan harus mengetahui keadaan dirinya yang menyangkut keadaan fisik, pendengaran, penglihatan, nada suara, cara berbicara, dan sebagainya.
2.      Barang yang akan dijual
Sebelum penjualan dilakukan, penjual harus mengetahui dahulu keadaan, sifat dan guna dari barangnya yang akan dijualnya. Hal ini bisa dipelajari dari buku petunjuk, keterangan atau lebel, surat kabar, atau meminta kepada orang yang ahli tentang barang tersebut yang biasanya pula disediakan oleh produsen, sehingga dapat menarik dan mempercepat proses terjadinya penjualan.
3.      Keadaan pembeli atau poelanggan
Langganan merupakan jiwa perusahaan, mereka harus diperlakukan seperti raja, artinya mereka harus mendapat pelayanan yang baik sehingga menyenangkan dan memuaskan. Caranya bisa dipelajari secara kejiwaan atau dari kartu keadaan langganan sudah dapat membayangkan keadaan jiwanya atau profesinya. Sehingga jiwa yang ikhlas, sikap yang terbuka dan bersahabat dapat memberikan iklim yang baik bagi terjadinya jual beli dan kemungkinan besar menjadi langganan tetap.










BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli barang dagangan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, serta orang-orang yang berkepentingan. Oleh karena itu, keberadaan pasar sangat penting sekali untuk menunjang seseorang dalam wirausaha. Sebab seseorang yang berwirausaha harus memahami betul tentang keadaan pasar, barang yang terlaku di pasar, persaingan, dan lain-lain.
Selain itu, keberadaan pasar juga akan menjadikan seorang wirausahawan mampu memunculkan seni dagang, demi terjualnya barang dagangan. Sebab keberadaan seni dagang juga akan mempengaruhi keadaan pasar dan berhasilnya sebuah wirausaha yang sukses. Sehingga antara pasar dan seni dagang merupakan satu kesatuan yang bisa membuat seseorang menjadi wirausahawan yang sukses dan maju.
Begitu juga kegiatan transaksi yang terjadi di pasar yang dilakukan ooleh penjual dan pembeli serta orang-orang yang berkepintingan. Hal itu dikarenakan transaksi juga berpengaruh terhadap etika dan kualitas serta perubahan terhadap sebuah wirausaha. Transaksi yang baik akan menimbulkan terjadinya hubungan timbal balik antara orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam wira usaha.








DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham, 2014, Manajemen Strategis, Bandung:Alfabeta
Daryanto, 2012, Pendidikan Kewirausahaan, Yogyakarta:Gava Media
Yunus, Muh,  2008, Islam dan Kewirausahaan Inovatif, Malang:UIN Malang Press
Alma, M. Buchari,  2008.Kewirausahaan, Bandung:Alfabeta




[1] Irham Fahmi, Manajemen Strategis, (Bandung:Alfabeta,2014),hlm.104-105.
[2] Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan, (Yogyakarta:Gava Media, 2012),hlm.107.
[3] Ibid,hlm.107-109.
[4] Muh Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif, (Malang:UIN Malang Press,2008). Hml. 223-225
[5] Ibid, hlm.121-123.
[6] M. Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung:Alfabeta,2008),hlm.115-116.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar