Senin, 06 April 2015

Tasawuf
(Akhlak Al-Karimah)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Akhlak yang baik ( Akhlakul Karimah ) adalah segala tingkah laku yang terpuji ( mahmudah ) bisa juga di namakan fadlilah ( kelebihan ). Al Ghazali menggunakan perkataan munjiat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik. Oleh karena itu, dalam hal jiwa manusia dapat menelurkan perbuatan-perbuatan lahiriah. Tingkah laku dilahirkan oleh tingkah laku batin, berupa sifat dan kelakuan batin yang juga dapat bertolak-balik yang mengakibatkan bertolak baliknya perbuatan jasmani manusia. Oleh karena itu, tindak-tanduk batin ( hati ) itu pun dapat berbolak balik.
            Dalam berusaha, manusia harus menunjukkan tingkah laku baik, tidak bermalas-malasan, tidak menunggu tetapi segera mengambil keptusan. Dalam mencari rizki juga demikian, harus menunjukkan akhlak yang baik. Allah berfirman :
فَإَّذَا قُضِيَتِ الصَّلاَ ةُ فَا نْتَشِرُوا فِي الأَرْضِ وَ ابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللَهِ وَاذْ كُرُوا اللَهَ كَثِيْرًا لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya :
Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. ( QS. Al-Jum’ah ( 62 ): 10 ).
            Ayat ini memberi motifasi yang tinggi untuk mencari rezeki di muka bumi ini, namun harus melalui cara-cara yang baik. Dilam berusaha, jangan lupa berdoa sambil berusaha, dalam artian segala kemampuan dikerahkan namun harus berserah diri kepada Allah. Sesudah berusaha dan berdoa maka yang terakhir ialah tawakal kepada Allah.
1.2  Rumusan Masalah
A.    Definisi Akhlaqul karimah
B.     Bentuk-bentuk Akhlaqul Karimah
C.     Karakteristik Akhlaqul Karimah
D.    Konsep Akhlaqul karimah dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akhlaqul karimah
            Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlak mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk ma’ul dari kata hamida yang berarti “dipuji”. Ahlaq terpuji disebut pula dengan akhlaq karimah ( akhlak mulia ), atau makarim al-akhlaq ( akhlak mulia ), atau al-akhlaq al munjiyat ( akhlak yang menyelamatkan pelakunya ). Istilah yang terakhir berasal dari hadits Rasulullah SAW, yang terkenal, yaitu[1] :
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُ تَمِّمَ مَكَا رِمَ الأَخْلاَقِ (رواه أحمد)
Artinya :
Sesunggnya aku diutus untuk menyempurnakan perangai ( budi pekerti ) yang mulia”.
Baik dalam bahasa Arab disebut Khair, dalam bahasa inggris disebut good. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia, diperoleh pengertian baik sebagai berikut :
1.        Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
2.        Baik berarti sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan persesuaian dan seterusnya.
3.        Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan.
4.        Baik berarti sesuatu yang sesuai dengan keinginan.
5.    Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Sesuatu bisa dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan, dapat di nilai positif oleh perbuatan yang disenangi. Perbuatan baik merupakan akhlaqul karimah yang wajib dikerjakan. Al-Ghazali menyebutkan, perbuatan dapat dikatakan baik karena adanya pertimbangan akal yang mengambil keputusan secara mendesak, seperti menyelamatkan orang tenggelam atau orang yang menderita kecelakaan.
Baik berarti sesuatu yang pantas dikerjakan dan diusahakan atau dikehendaki. Sesuatu yang baik ialah yang memenuhi hasrat dasar manusia. Bila diterapkan bagi kehendak manusia merupakan predikat yang positif. Dalam filsafat dikatakan bahwa kebaikan melandaskan diri pada kebaikan dan setiap kenyataan yang ada berkecenderungan mempertahankan diri. Mengerjakan kesempurnaan dirinya tetap berada, sehingga pada hakikatnya dapat bersifat dan berbuat baik. Baik dikatakan baik, apabila dilakukan secara fitraha manusia sesuai dengan hakikatnya.
Jadi, akhlaqul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlaqul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Hamzah Ya’qub mengatakan akhlak yang baik adalah mata rantai iman. Salah satu contoh adalah malu berbuat jahat yang merupakan salah satu dari akhlak yang baik. Menurut Al-Ghazali akhlah yang baik ( akhlaqul karimah ) misalnya sabar, benar dan tawakal, dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Pandanga Al-Ghazali tentang akhla k yang baik hampir senada dengan pendapat Plato. Plato mengatakan bahwa orang utama adalah orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus menerus seperti ahli seni yang selalu melihat pada contoh-contoh bangunan. Al-Ghazali memandang bahwa orang yang dekat kepada Allah adalah orang-orang yang mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna. Di sini ada titik persamaan pandangan Al-Ghazali dengan Plato tentang taqarub atau mendekat kepada Allah.
Al-Ghazali menerangkan adanya empak pokok keutamaan akhlak yang baik, yaitu sebagai berikut :
·         Mencari Hikmah. Hikmah adalah keutamaan yang lebih baik. Ia memandang bentuk hikmah yang harus dimiliki seseorang, yaitu jika berusaha untuk mencapai kebenaran dan ingin terlepas dari semua kesalahan dari semua hal.
·         Bersikap Berani. Berani berarti sikap yang dapat mengendalikan kekuatan amarahnya dengan akal untuk maju. Orang yang memiliki akhlak baik biasanya pemberani, dapat mnimbulkan sifat-sifat yang mulia, suka menolong, cerdas, dapat mengendalikan jiwanya, suka menerima saran dan kritik orang lain, penyantun, memiliki peraaan kasih dan cinta.
·         Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah , yaitu sifat yang dapat mengendalikan syahwatnya dengan akal dan agama. Orang yang memiliki sifat fitrah dapat menimbulkan sifat-sifat pemurah, pemalu, sabar, toleransi, sederhana, suka menolong, cerdik, dan tidak rakus. Fitrah merupakan suatu potensi yang diberikan Allah, dibawa oleh manusia sejak lahir yang menurut tabiatnya cenderung kepada kebaikan dan mendorong manusia untuk berbuat baik.
·         Berlaku Adil. Adil, yaitu seorang yang dapat membagi dan memberikan haknya sesuai dengan fitrahnya, atau seorang mampu menahan kemarahannya dan nafsu syahwatnya untuk mendapatkan hikmah dibalik peristiwa yang terjadi. Adil juga berarti tindakan keputusan yang dilakukan dengan cara tidak berat sebelah atau merugikan satu pihak tetapi saling menguntungkan. Pepatah mengatakan langit dan bumi ditegakkan dengan keadilan.
Orang yang mempunyai akhlak baik dapat bergaul dengan masyarakat secara luwes, karena dapat melahirkan sifaat saling cinta-mencintai dan saling tolon- menolong. Sebaliknya orang yang tidak memiliki akhlak baik, tidak dapat bergaul dengan masyarakat secara harmonis, karena sifatnya dibenci oleh masyarakat umumnya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan akhlak sebagai tindak ntanduk manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya. Suatu perbuatan yang dilihat merupakan gambaran dari sifat-sifatnya tertanam dalam jiwa baik atau jahatnya[2].
Dikalangan para ahli tasawuf sebelum pembinaan akhlak terlebih dahulu mengetahui sistem pembinaan mental yang dikenal dengan istilah takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli adalah mengosongkan atau membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, karena sifat-sifat tercela itulah yang dapat mengotori jiwa manusia. Tahalli adalah mengisi jiwa (yang telah kosong) dari sifat-sifat tercela dengan sifat-sifat terpuji.
Jadi dalam rangka pembinaan mental, pensucian jiwa hngga dapat berada dekat dengan Tuhan maka pertama kali yang dilakukan adalah mengkosongkan atau pembersihan jiwa dari sifat-sifat tercela. Kemudian jiwa yang kosong diisi dengan sifat-sifat yang terpuji (akhlakul karimah), sehingga akhirnya sampailah pada tingkat berikutnya dengan apa yang disebut “tajalli”. Sedangkan tajalli adalah tersingkapnya tabir sehingga diperoleh pancaran Nur Illahi.
Oleh karena itu sistem pembinaan mental sebelum sesorang bisa mempunyai akhlak mahmudah (akhlakul karimah) dimana akhlakul karimah dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia. Sehingga sikap dan tingkah laku yang lahir merupakan cermin atau gambaran daripada sifat atau kelakuan batin[3].
2.2 Macam-macam Akhlaqul Karimah
            Dalam menentukan macam-macam akhlaqul karimah, para pakar muslim uumnya merujuk pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ini tentunya sering dengan konsep baik dan buruk dalam pandangan Islam, sebagaimana telah di paparkan. Muhammad bin Abdillah As-Sahim, umpamanya menyebutkan bahwa di antara akhlaqul karimah adalah bergaul secara baik dan berbuat baik kepada atsesama, adil, rendah hati, jujur, dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, sabar dan takut kepada Allah SWT. Selain sifat-sifat itu, Al-Qurthubi (1214-1273) menambahkannya dengan sifat memberi nasihat kepada sesama, membenci dunia,zuhud, serta mencintai Allah dan Rasul-nya.  Hasan al-Aththar menambahinya dengan keselamatan batin (hati). Al-Muttaqi Al-Hindi (1477-1567) dalam kanzul al-ummam menjelaskan akhlaqul karimah berdasarkan abjad, dan hampir semua akhlaqul karimah disebutkan dalam kitabnya.
            Dalam sebuah riwayat dari Aisyah dikatakan bahwa akhlaqul karimah ada sepuluh, yaitu jujur, berani di jalan Allah, memberi pada pengemis, membalas kebaikan orang lain, silaturrahmi, menunaikan amanat, memuliakan tetangga, tamu, dan malu ( Perawi tidak menyebutkan yang kesepuluh )[4].
            Dalam keterangan lain, akhlaqul karimah dibagi menjadi dua belas, yaitu[5] :
Ø  Ridla kepada Allah SWT.
Ø  Cinta dan beriman kepada Allah SWT.
Ø  Beriman kepada Malaikat, Kitab, Rasul, hari kiamat, dan takdir.
Ø  Taat beribadah.
Ø  Selalu menepati janji.
Ø  Melaksanakan Amanah.
Ø  Berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan.
Ø  Qonaah ( rela terhadap pemberian Allah SWT ).
Ø  Tawakal ( berserah diri ).
Ø  Sabar.
Ø  Syukur.
Ø  Tawadlu’ ( merendahkan diri )  dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
2.3 Karakteristik Akhlaqul Karimah
            Akhlaqul karimah mempunyai karakteristik yang jelas dan nyata bagi pelakunya. Ajaran akhlak diterapkan secara sungguh-sungguh diharapkan bisa menyelamatkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.
            Tidak mudah membahas karakteristik ajaran akhlaqul karimah, karenab ruang lingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Untuk mengkaji secara rinci semua karakteristik ajaran akhlaqul karimah perlu ditelusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan menjadi agama Islam yang diridlai Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat. Allah berfirman :
                   اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمْ الإسْلَامَ
 دِيْنًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإِثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُوْرُ رَحِيْمُ
Artinya :
Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam menjadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesunggunya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( QS. Al-Maidah (5) : 3).
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah, mengacu pada karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan dan berbagai disiplin ilmu. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim dengan berdasarkan Alquran dan hadits dalam berbgai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ini banyak terdapat didalam sumber-sumber ajaran Alquran dan hadits. Aspek-aspek akhlaqul karimah ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat Islam. Aspek-aspek aklaqul karimah  ini diberi karakter sendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, politik, pekerjaan, kesehatan,bdan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam potret yang ditampilkan Muhammad Iqbal bernuansa filosofis dan sufistik. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah yang ditampilkan Fazlur Rahman bernuansa histori dan filosofis. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah yang ditampilkan pemikir dari Iran seperti Ali Syariati, Sayed Hossen Nasr, dan Murtadla Muthahari banyak menguasai pemikiran filsafat modern dan ilmu sosial yang bersal dari Barat. Mereka telah menunjukkan sisi kelemahan dari berbagai pemikiran filsafat modern dan ilmu sosial dari Barat. Melalui kritikannya yang akurat dan solusi yang ditawarkan Islam, maka perlu dibangun dari pendekatan filosofis dan sufistikya.
Selanjutnya di Indonesia dikenal pemikiran Harun Nasution yang banyak menggunakan pendekatan filosofis dan histori sebagai pedomannya. Muncul pula H.M. Rusydi dengan karyanya Kritik Islam ditinjay dari Berbagai segi Aspeknya  yang menggunakan pendekatan normatis dan Legalistik. Kemudian muncul Nurcholis Madjid yang terkenal dengan idenya Sekularisasi Sebagai Upaya Mengkomunikasian Islam dengan berbagai Maslah Kehidupan, tetapi telah ditentang oleh Endang Saefuddin dengan melihat bahwa Islam tidak mengenak sekularisasi, dalam arti pemisahan urusan dunia dan urusan akhirat.
Istilah karakteristik ajaran akhlaqul karimah terdiri dari dua kata karakteristik dan akhlaqul karimah. Kata karakteristik dalam Kamus Bahasa Indonesia, di artikan sebagai sesuatu yang mempunyai karakter atau sifatnya yang khas. Sedangkan Akhlaqul karimah di artikan perilaku manusia yang mulia, sesuai fitrahnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, yang berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah SWT.
   Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mengandung pesan-pesan sebagai berikut
Ø  Pesan menuruti perintah Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya. Orang yang memiliki akhlaqul karimah ,dan mengikuti segala ajaran yang ditntukan  Allah secara kaffah.
Ø  Pesan agar manusia hidup sejahtera,tidak tercela, tidak cacat, selamat, tentram dan bahagia. Ini berarti bahwa setiap muslim wajib mengusahakan dirinya dan keluarganya hidup sejahtera,tentram, selat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat dengan tuntutan ajaraan Rabbil ‘Alamin.
Ø  Pesan agar manusia mengakui adanya Allah, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah sebagai penyelamat hidupnya.Pesan ini berarti bahwa setiap orang islam harus mengaku dan sadar  adanya Allah. Kemdian ia menyerahkan diripada kekuaanya. Kemudian ia menyerahkan diripada kekuasaanya dengan menurut segala titah dan firman-Nya sehingga selamat di dunia dan akhirat.
Ø  Pesan agar manusia hidup secara damai dan sejahtera. Artinya bahwa Akhlaqul karimah mengajarkan kepada manusia hidup dalam dunia dan akhirat Orang-orang yang berakhlaqul karimah adalah orang yang menganut ajaran perdamaian dan mencemirkan jiwa perdamaian dalam segala tingkah laku.
Karakteristik ajaran akhlakul karimah adalah suatu  karakteristik
Yang harus dimulai oleh setiap umat Islam dengan berpedoman pada Alquran dan hadits dalam berbagai ilmu dan kebudayaan, pendidkan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri[6].
2.4 Kosep Akhlaqul Karimah
            Konsep akhlaqul karimah dalam Islam merupakan suatu pedoman bagi manusia untuk menjalani kehidupannya dengan berperilaku yang baik dan tidak meninggikan dirinya sendiri maupun orang lain. Sebagai manusia yang memiliki fitrah berakhlak mulia, hendaklah bersyukur kepada Allah. Dengan berakhlak baik insya Allah selamat hidup di dunia dan di akhirat kelak. Ketentraman dan ketenangan jiwa merupakan unsur pertama dalam menciptakan kebahagiaan dan keselamatan. Kebahagiaan itu dapat dicapai dengan dasar iman yang kuat, bulat, teguh dan beramal shaleh yang benar. Allah berfirman :
الَّذِيْنَ ءَا مَنُوا وَعَمِلوْا الصَّلِحَتِ طُوْبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَأَبٍ
Artinya :
Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan               ( di dunia ) dan ( di akhirat ) tempat kembali yang baik. ( QS. Ar-Ra’d (13) : 29 )
            Konsep aklaqul karimah secara umum ada dua,  yaitu percaya adanya Tuhan dan percaya adanya hari pembalasan. Selanjutnya akhlak Islami dapat diartikan sebagai akhlak yang menggunakan tolok ukur ketentuan Allah. Quraisy Shihab dalam hubungan ini mengatakan bahwa tolok ukur kelakuan baik mestinya merujuk pada ketentuan Allah. Rumusan akhlak Islami yang demikian menurutnya adalah rumusan yang diberikan oleh kebanyakan Ulama.
            Konsep akhlaqul karimah  bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia, dan mengobati penyakit sosial dari jiwa dan mental. Tujuan berakhlak baik bukan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dua simbolis tujuan inilah yang diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara Islami, tetapi bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

            Konsep akhlaqulkarimah dapat ditegaskan sebagai berikut :
1.      Konsep kebajikan nyang mutlak. Islam telah mengarahkan akhlaqul karimah baik perorangan atau masyarakat pada setiap keadaan, oleh karena itu wajib bagi pemeluknya melaksanakann terus-menerus dan berkesinambungan.
2.      Konsep kebaikan yang menyeluruh. Akhlak Islami menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia bahkan seluruh alam ini (rahmatal lil ‘alamin).
3.      Konsep kemampuan. Akhlak Islami menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada ilmu dan kemampuan yang dimiliki manusia itu.
4.      Konsep kewaqjiban yang dipenuhi. Akhlak yang bersumber dari agama   Islam wajib ditaati manusia, karena mencapai seluruh aspek kehidupan.
5.      Konsep kelestarian alam. Selain itu dasar akhlaqul karimah dalam Islam juga memperhatikan kelestarian dan keselamatan binatang. Nabi Muhammad SAW. Bersabda :
فَقَالَ اتَّقُوا اللَّه فِي هَذِهِ اْلبَهَا ئِمِ المُعْجَمَةِ فَارْكُبُوْهَا صَالِحَةً وَكُلُوْهَ صَالِحَةً ( رواه أبُو داود )
 Artinya :
Bertakwalah pada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah dan beri makanlah dengan baik. ( HR. Abu Daud ).
Demikian bahwa akhlaqul karimah dalam Islam memperhatikan komprehensif menyeluruh, mencakup berbagai makhluk yang yang diciptakan Tuhan. Dasar akhlak Islami jauh lebih sempurna, ia mencakup hubungan dengan manusia, hubungan dengan binatang, tumbuhan, udara, alam, dan kepada Tuhannya.
Islam telah menunjukkan sumber-sumber akhlak yang tercantum dalam Alquran dan hadits. Pada Alquran dan hadits sudah tersurat makna segala yang baik, berupa suruhan dan berupa larangan untuk dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia. Cara ber-akhlaqul karimah harus mencontoh orang-orang terdahulu,n seperti orang-orang yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, Seperti Nabi Muhammad SAW dan nabi Ibrahim serta pengikutnya[7]. Allah berfirman :
إِنَّ اَخْلَصْنَهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرِى الدَّارِ

Artinya :
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan ( menganugerahkan kepada mereka ) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan ( manusia ) kepada negeri akhirat. ( QS. Shad (38) : 46 ).
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُلِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُ اللّهَ وَاليَوْمَ الأَخِرَ وَذَكَرَ اللّهَ كَثِيْرً
Artinya :
Sesungguhnya sudah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan                                               ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ( QS. Al- Ahzab (33) : 21 )
قَدْ كَاَنَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسنَةٌ فِي إِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ إِذْقَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّ بُرَءَاؤُا مِنْكُمْ وَمِمّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَينَكُمُ العَدَاوَةُ وَالبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Artinya :
Sesungguhnya sudah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka : “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari ( kekafiran ) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian  buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja ( QS. Al-Mumtahanah (60): 4 )
                        Sumber inilah sebagai pembimbing, petunjuk jalan utama bagi anusia menuju jalan benar yang di ridlai Allah, supaya manusia selamat di dunia dan di akhirat. Islam tidak mengabaikan umatnya, tetapi menaruh hormat pada fitrah manusia. Islam tidak memaksanakan manusia untuk melakukan ini dan itu, tetapi Islam meletakkan semua tanggung jawab akhlaqul karimah pada pilihan ( ikhtiar ) dan usaha orang itu sendiri secara individu masing-masing.
Nilai-nilai luhur yang tercantum dalam konsep akhlakul karimah sebagai sifat terpuji ( mahmudah ) adalah sebagai berikut [8]:
1.      Berlaku jujur ( al-amanah )
2.      Berbuat baik kepada kedua orang tua ( birrul walidatain )
3.      Memilihara kesucian diri ( al-karimah )
4.      Kasih sayang ( ar-rahman )
5.      Berlaku hemat
6.      Menerima apa adanya dan sederhana
7.      Perlakuan baik kepada semua
         
                                                                                                                 

















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
                                                                                                                 





















DAFTAR PUSTAKA

Anwar,  Rosihon, 2010, Akhlak Tasawuf,  Bandung : PUSTAKA SETIA
 Abdullah,  M. Yatimin. 2007, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran,  Jakarta : AMZAH
Mustofa, A., 2005, Akhlak Tasawuf, Bandung : PUSTAKA SETIA





[1]  Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, ( Bandung : PUSTAKA SETIA, 2010 ) hlml. 87.
[2] Drs. M. Yatimin Abdullah. Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran ( Jakarta : AMZAH, 2007 ) hlm. 39-41.
[3] A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, ( Bandung : PUSTAKA SETIA, 2005 ) hlm.  197-198.
[4]  Akhlak Tasawuf, hlm. 89.
[5] Akhlak Tasawuf, hlm. 30.
[6] Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran hlm. 113-115.
[7] Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran hlm. 186-190.
[8] Drs. M. Yatimin Abdullah. Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran hlm. 192

Tidak ada komentar:

Posting Komentar